Selasa, 22 September 2009

Mommy is coming home, baby!!

Dua hari sebelum lebaran aku memutuskan untuk mudik ke rumah orang tuaku. Keputusan ini aku ambil karena partner dan anak-anak pun akan mudik ke rumah orang tua partner. Untuk sedikit informasi rumah ortu partner adanya di gang sebelah rumah kami. Jadi sebetulnya rumah ortuku, rumah ortu partner, dan rumah kami ada di satu lingkungan.


Hari pertama mudik aku merasa bosan, bete, pelanga-pelongo gak keruan, sampe ileran, ketombean, ingusan bahkan congean cuma belum sampai ke tahap panuan aja. Di rumah ortu semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh my step mother, sampai membereskan kamarku pun dilakukan oleh nya. Partner selalu bilang “istirahat gih sayang di rumah papa, nggak apa-apa anak-anak ayah yang urus”, betapa baiknya partnerku ini tapi seandainya kamu tau menahan rasa kangen sama kamu dan anak-anak kita itu jauh lebih melelahkan dari sekedar pekerjaan rumahku. Walaupun di rumah kita aku harus berkutat dengan sapu, lap pel dan tissue basah (untuk mengelap tangan kotor si bungsu), tapi semua kelelahan itu akan terbayar saat kamu rebahan di kasur dan bilang “Aaaaaah nyamannyaaaa…makasih ya babe”, saat si sulung bilang kalau dia sayang sama aku dan saat si bungsu memelukku dan tangannya menepuk-nepuk punggungku sambil bilang “ntaaan” maksudnya "berpelukaaan" ala Teletubies. Saat itu pasti terbayang bagaimana hampanya aku tanpa kalian.

Besoknya aku pulang ke rumah kita sebentar karena nggak bisa nahan kangen. Kamu bilang kemaren seharian kamu ngerasa hampa tanpa aku di rumah, kamu ngerasa kosong. Aku senyum karena aku tau apa yang kamu rasakan. Aku tau persis sayang…

Akhirnya hari aku pulang ke rumah tiba juga, tapi kamu ke luar kota dengan anak-anak dan ortumu. Saat aku masuk ke rumah pemandangan yang luar biasa sudah menantiku. Kamarku dan partner berantakan nggak karuan, spreinya kotor dan lantainya berdebu banget. Itu baru kamar kami belum ruangan-ruangan yang lain dan kamar anak-anak. Yang paling parah ruang tengah, kenapa? karena tempat ini selalu jadi tempat mangkal partner dan anak-anak. Di lantai ada bekas ompol yang mengering, bekas cokelat yang berceceran, miniatur-miniatur binatang punya bungsu, tempat-tempat DVD teletubies, the virgin, dan animal planet, di tombol tv ada sisa-sisa cokelat yang mengering (Ah pasti anak bungsuku lagi-lagi iseng mengutak ngatik settingan tv). Belum cukup sampai di situ, tempat minum juga kosong dan ada nasi yang sudah kering di magic jar.

Terbayang pasti repotnya partner mengurus anak-anak, apalagi si bungsu yang lagi nggak mau diem banget dan lagi heboh-hebohnya ditambah lagi cucian partner yang selalu numpuk setiap hari. Aku tau dia orang yang hebat dan bertanggung jawab dan dia pasti lelah sekali…

Aku melihat sekeliling, ke setiap jengkal istana kecil kami, melihat keserawutan dan kekacauan disana tapi lalu aku tersenyum lebar dan dalam hati aku berkata “seandainya aku tak menemukan ini saat pulang, mungkin aku takkan merasa pulang ke rumah karena kewajibankulah membuat semuanya menjadi nyaman dan indah”. Lalu tanganku mulai membenahi dan menciptakan kenyaman untuk partner dan anak-anak, agar saat mereka pulang mereka takkan berfikir untuk pergi keluar karena mereka tak punya alasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar